Rabu, 08 Desember 2010

Selamat jalan astraku

  Sepertinya malam ini adalah waktu yang tepat untuk mengucapkan selamat tinggal untuk sepada jadulku era 80an,jujur dalam hati berat melepaskan karna mengenang perjuangannya saya sampai ngak disapa sama emak selama 1minggu,belum cukup itu untuk membuat sepedaku lebih bisa di terima di pangkuan emakku biaya perawatan sampai ngutang sama temen,sampai-sampai modal kerjaku hampir habis hanya untuk perawatan sepeda,banyaknya pengorbanan dan perjuangan itu yang membuat saya berat melepaskannya.

   Suatu hari sepeda yang saya sayangi rusak parah kalau di perbaiki rasanya akan banyak uang yang akan saya keluarkan lagi,berbulan-bulan sepada saya biarkan dalam keadaan termutilasi,karna boleh di bilang hampir tak terurus sampai mengundang datangnya tukang loak.

  Suatu hari sepeda yang sama milik temanku rusak juga,karna temanku banyak duit sepadanya di belikan onderdil,pada saat yang bersamaan juga temenku di belikan sepeda oleh ibunya yang ada di surabaya,jadinya sepeda yang awalnya mau di perbaiki di terlantarkan begitu saja dan hampir tak terurus,suatu hari saya bilang sama temenku "le..klo emang sepedamu ngak di perbaiki,gimana klo tak beli" ahirnya karna persahabatan sepedanyanya pun di jual sama saya dengan harga yang murah cuma 250ribu.

    Senang rasanya saya dapat sepeda dengan harga yang murah enak irit dan bisa buat kerja,tapi nasib bener ngak mujur,ternyata apa yang saya harapkan tak berjalan dengan apa yang saya inginkan,saya rasa  temanku  ngak suka saya beli sepeda itu,boleh di bilang cemburulah,sebenarnya dia juga yang selama memperbaiki sepeda yang saya beli,rasa heran mulai timbul saat saya mulai memperbaiki sepeda saya dan dalam hati selalu bertanya-tanya "kenapa sepadaku ngak di perbaiki" dengan sedikit kemampuan pas-pasan ahirnya sepeda saya perbaiki sendiri,karna saya tak punya modal ilmu otomotif sepeda pun ngak beres-beres.

   Boleh di bilang stres karna tak punya duit dikarnakan ngak kerja dan melihat sepeda hampir 1bln ngak di perbaiki oleh temenku ahirnya terlontar kata-kata saya pada orang lain "jual sepeda ini"(dengan rasa tak ikhlas),tak sengaja temenku mendengar apa yang saya bicarakan,temanku pun mernjawab"kenapa kamu menjual sepeda ini"dan ahirnya perseteruan dingin pun terjadi,karna situasi memanas saya pun pergi untuk meredam suasana.

  Mungkin ini adalah petunjuk gusti ALLAH yang memperlihatkan sifat asli seseorang pada saya,hampir bertemu secara tak sengaja waktu itu saya mau bertamu kerumah teman,ternyata disitu ada temanku juga yang sedang asyik membicarakan saya,dan anehnya apa yang di bicarakan tak sama dengan kenyataan yang terjadi,wahh..ternyata yang selama ini saya rasakan bener-bener terjadi.

   Keputusan yang saya ambil untuk menjual sepeda itu bagi saya adalah keputusan yang tepat,demi menjaga persahabatan dan anehnya ketika saya bilang "belilah sepeda ini" dan temanku benar-benar  mau membeli sepeda kesayangan,saya yakin suatu saat nanti saya pasti akan mendapatkan sepeda yang seperti saya inginkan.

                                        "SELAMAT JALAN ASTRAKU"
 

6 komentar:

faruq on 31 Desember 2010 pukul 18.53 mengatakan...

tuku sepedah seng iso ngentut ae cak..
hahaha....

cak pay on 13 Januari 2011 pukul 10.22 mengatakan...

iyo ben iso ngoceng slamet.......

RZ Hakim on 22 Januari 2011 pukul 11.23 mengatakan...

Aku ngenteni tulisanmu sing anyar sambi ngrungokno lagu dangdut lho. Ini dia, Orkes Tamasya hahaha... Ayo nulis maneh yuuuk.. Tak kancani wees...

acaicu on 27 Februari 2011 pukul 02.22 mengatakan...

Ayo nuliiis.....

m4nda on 18 Maret 2011 pukul 12.49 mengatakan...

Sam Pay

i-one on 19 Maret 2011 pukul 12.36 mengatakan...

wah,kok sedih gini,rasanya Gue ikut hanyut,bilang dalam ati:'jangan dilepas astranya'hehe.salam kenal,klu ada waktu kunjungi blog ane ya

Posting Komentar